Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Lebih Baik

By Admin

nusakini.com-- Menyambut tahun 2017, Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia harus membangun optimisme untuk menghadapi setiap situasi, baik global maupun domestik. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diprediksi akan lebih baik dibanding tahun ini.  

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi pada angka 5,2 persen hingga 5,4 persen. Angka pertumbuhan ini dapat dicapai apabila semua agenda reformasi struktural perekonomian berjalan baik. Asumsi pertumbuhan ekonomi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dipatok 5,1 persen.  

"Meskipun ada faktor-faktor eksternal yang belum terlaksana dan situasi politik sedang menghangat, jangan sampai kita kehilangan optimisme," kata presiden dalam sambutan Kompas 100 CEO Forum, Kamis (24/11), di Jakarta.  

Hadir diantaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pariwisata Arief Yahya serta pemangku kepentingan di bidang usaha.  

  Guna memantapkan angka pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2017, pemerintah pun sudah meluncurkan 14 paket kebijakan ekonomi. Paket-paket kebijakan ekonomi ini bertujuan memantapkan iklim investasu dan perbaikan daya saing Indonesia menghadapi persaingan global.  

Paket kebijakan ekonomi dengan kombinasi pembangunan infrastruktur, deregulasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, reformasi fiskal termasuk dengan kebijakan amnesti pajak (tax amnesty), maka pertumbuhan investasi diharapkan meningkat.  

  Di sisi lain, pemerintah cukup sukses melaksanakan program pengampunan pajak. Pemerintah mengklaim setoran uang tebusan peserta amnesti pajak di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain yang pernah menerapkan kebijakan serupa. 

  "Program tax amnesty di Indonesia merupakan yang paling sukses dalam sejarah dunia dengan pencapaian hingga Rp98,7 triliun," ungkap Jokowi.  

  Dirinya pun merinci pencapaian kebijakan amnesti pajak di banyak negara, yang menurutnya hasilnya tidak setinggi Indonesia. Antara lain India dengan jumlah uang tebusan hanya Rp1,4 triliun, Australia Rp7,4 triliun, Jerman Rp11,3 triliun, Spanyol Rp15,5 triliun dan Italia Rp54,2 triliun. 

  Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini perekonomian global masih menghadapi tantangan terutama yang diakibatkan oleh anjloknya harga komoditas dan ketidakpastian kebijakan moneter di negara maju.  

  "Harga komoditas diperkirakan masih akan tertekan karena rendahnya serapan China sebagai pasar utama komoditas dunia," jelas Menko Perekonomian.  

  Pemerintah, lanjut Darmin, menyadari, untuk mencapai target Indonesia yang berdaya saing bukanlah pekerjaan mudah. Cara kerja baru, yang tidak business as usual, diperlukan agar Indonesia dapat melompat lebih tinggi sejajar dengan negara-negara maju. 

  "Diharapkan adanya sinergi antara Pemerintah, dunia usaha, dan media dapat terus berjalan dengan baik untuk mewujudkan harapan tersebut," tambahnya. (p/ab)